Pentingnya Pelibatan Keluarga dalam Pendidikan di Era Kekinian
Pentingnya Pelibatan Keluarga dalam Pendidikan di Era Kekinian
Tidak sedikit dari kita di zaman digital memiliki handphone dan media sosial, bahkan sekarang mungkin menjadi sebuah kebutuhan. Sehingga, setiap pengguna bisa dengan bebas menyuarakan pendapatnya bisa berupa masukan maupun cacian.
Perkembangan Teknologi dan Komunikasi memberikan tatangan tersendiri bagi pendidikan anak di zaman sekarang. Kesulitan dalam menyaring informasi menjadi masalah utamanya, dalam usaianya yang masih dini mereka akan kesulitan memilih mana informasi yang harusnya dimasukan dan mana yang harus di hindari.
Oleh karena itu Keluarga sebagai unit kecil juga harus ikut bertindak dalam mendidik anak. Tapi, apakah kalian tau pola asuh zaman dulu sudah sulit diterapkan pada anak zaman sekarang. Mereka sudah hidup di era informasi berlalulalang sehingga mereka juga mendapat banyak referensi dan pengetahuan baru yang membanjiri cara berpikirnya setiap hari. Maka tidak heran kalau anak zaman sekarang jadi sangat kritis.
Seringkali orangtua menilai anak zaman sekarang lebih suka membantah.padahal sebenarnya mereka memiliki cara berpikir sendiri berdasarkan banyak referensi dari berbagai sudut pandang yang mereka dapatkan. Sementara dizaman dulu cenderung penurut ya karena pandangan kita hasil dari yang dituturkan oleh orang tua dan guru. mau membantah gimana, Pengetahuan kita memang terbatas.
Mendidik anak sekarang dengan pola asuh zaman dahulu hanya akan membuatnya menjadi pembantah. pola asuh zaman dahulu akan menjadikan anak menjadi penurut dan menjadi orang yang tidak kreatif karena pemikirannya dibatasi oleh orang tua. Sementara menjadi kreatif dan pandai mengambil keputusan adalah sifat yang harus dimiliki generasi jaman now yang dituntut untuk berinofasi tanpa henti.
Misalnya saja di zaman dahulu menuruti keinginan anak dengan syarat mendapat ranking 1 merupakan kebiasaan yang dilakuakn oleh orang tua jaman dahulu. tapi hal itu sudah tidak lagi efektif di terapkan di zaman sekarang.
"Sarah, jika kamu tidak mendapat rangking 1, tidak akan ibu berikan boneka" ,
"Sarah, ibu akan memberimu hadiah boneka jika mampu meraih rangking 1".
Apakah kalian bisa melihat perbedaan dari 2 ucapan diatas?
Terlihat jelas bukan, kalimat pertama hanya berisi paksaan, hal itu akan membuat anak tertekan. anak akan berpikiran bahwa dia diharuskan mendapat rangking 1 dan akan mengangu proses belajarnya. berbeda dengan kalimat kedua yang berupa iming-iming, hal itu akan membuat anak bersemangat dalam belajar.
Diperlukan kesadaran seluruh keluarga untuk memiliki pengasuhan yang berkualitas, berwawasan, keterampilan dan pemahaman yang komprehensif dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak.
Seperti ditegaskan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.30 tahun 2017 pasal 2 jelas diatur tentang tujuan pelibatan keluarga tersebut, yakni:
(a). meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab bersama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan;
(b). mendorong penguatan pendidikan karakter anak;
(c). meningkatkan kepedulian keluarga terhadap pendidikan anak;
(d). membangun sinergitas antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat; dan
(e). mewujudkan lingkungan satuan pendidikan yang aman, nyaman, dan menyenangkan.
Karena keluarga merupakan cikal bakal pembentukan kematangan individu dan struktur kepribadian anak. Anak-anak akan mulai mengikuti dan mencontoh orang tua dengan berbagai kebiasaan dan perilaku karena anak adalah kelompok makhluk yang rentan karena berusia kurang dari 18 tahun.
Hal ini juga ditegaskan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA),Yohana Yembise. yang saya kutip dari Sahabat Keluarga
“Baik buruknya keluarga akan menjadi cerminan bagi masa depan anak. Baik buruknya karakter/perilaku anak di masa datang sangat ditentukan oleh pola pengasuhan yang diberikan keluarganya dan lingkungan terdekatnya”
Keluarga yang juga termasuk Tripusat pendidikan harus secara simultan menjadi lahan subur tempat persemaian nilai-nilai religius, kejujuran, kerja keras, gotong royong, dan seterusnya bagi para penerus kedaulatan dan kemajuan bangsa. Dengan demikian kita harus benar benar memberikan pendidikan yang baik sejak dini, termasuk pola prilaku kita sebagai orang tua sendiri.
Mengingat perkembangan zaman mulai memasuki revolusi industri 4.0 yang bertumpu pada cyber-physical system, yang artinya potensi anak untuk menggunakan teknologi dari hari ke hari akan semakin meningkat. Reformasi keluarga, dan profesionalisme orang tua dalam mendampingi anak, mengajari pendidikan yang menyenangkan, sarana dan prasarana yang memadai, serta peningkatan waktu bersama anak(mengingat di zaman sekarang orang tua hanya memikirkan pekerjaan daripada anak) menjadi keniscayaan pendidikan keluarga yang patut kita gapai di era zaman ini.
Referensi : sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id
#SahabatKeluarga
Posting Komentar untuk "Pentingnya Pelibatan Keluarga dalam Pendidikan di Era Kekinian"