Mengenal Sejarah Tentang Buku
Mengenal Sejarah Tentang Buku
Buku adalah salah satu karya sastra dan karya ilmu pengetahuan dalam peradaban dan kebudayaan manusia. Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan dan gambaran dari ide, imajinasi dan pikiran seseorang. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan komputer dan internet . Sejarah perkembangan buku dari era kuno hingga jaman modern ini sangat panjang sepanjang peradaban yang diciptakan manusia.
Asal usul dan Sejarah
Sebelum ditemukannya tulisan dan bentuk buku seperti saat ini, pada masa lalu telah dikenal bentuk tulisan dan beberapa jenis buku kuno, misalnya sebagai berikut;
- Clay tablet, ditemukan oleh bangsa Sumeria. Clay tablet terbuat dari tanah liat yang memiliki bentuk segi empat dan kemudian ditulis dengan Stylus (sejenis rumput). Setelah Clay tablet ditulis, kemudian dikeringkan dengan panas matahari atau dengan cara dibakar. Tulisan ini disebut Cunieform Characters atau Cunieform writing system (sistem tulisan paku). Tulisan ini berbentuk lambang-lambang untuk menggambarkan suatu banda.
- Buku terbuat dari papirus yang tergolongan tumbuhan rawa, yang tumbuh subur di Seedge family. Cara membuat jenis buku ini dengan cara membelah tipis-tipis pohon papirus kemudian direndam dan diawetkan. Bentuk buku ini dapat dijumpai di Mesir, tulisan yang dipakai dikenal dengan nama tulisan paku. Setelah menemukan tulisan, bangsa Mesir Kuno dapat dimungkinkan dapat mengabadikan hasil budayanya di atas buku tersebut.
- Buku pada zaman dulu yang berada dinegeri China, terbuat dari kulit pohon atau kayu yang diikat dengan benang. Akan tetapi karena iklim yang lembab dan menjadi penyebab buku ini tidak sekuat buku-buku yang terbuat dari bahan lain.
- Buku yang terdapat di Asia Tenggara yang terbuat dari pohon disebut Codez. Cara pembuatan buku ini dengan mengupas pohon, kemudian ditambahkan dengan menggunakan engsel-engsel, setelah itu diberikan lilin sehingga bentuknya seperti accordion atau harmonika tangan.
- Yang terakhir Vellum dan Parchmen, yaitu buku dengan bahan dari kulit binatang. Cara membuatnya dengan menggunakan kulit domba atau lembu yang telah dihilangkan bulunya, dan kemudian dikeringakan. Tulisan semakin berkembang dan terus mengalami penyempurnaan. Bangsa Funisia yang pertama kali mengembangkan bentuk tulisan sehingga mirip dengan abjad seperti yang kita gunakan sekarang ini. Bangsa Funisia mengembangkan tulisan dari bentuk tulisan Mesir Kuno dan tulisan bangsa Sumeria. Bentuk tulisan yang semula merupakan gambar dari suatu objek yang dinamakan Piktogram (aksara berupa gambar untuk mengungkapkan amanat tertentu), lalu disempurnakan sehingga menjadi abjad yang jumlahnya 22 huruf. Abjad bangsa funisia terus dikembangkan oleh bangsa Yunani, sehingga terciptalah huruf seperti yang kita gunakan pada saat ini yang bernama Huruf Latin. Seiring dengan perkembangan tulisan, bahan yang digunakan untuk menulis juga mengalami perkembangan. Ada bahan yang dibuat dengan menggunakan tanah liat, papirus, kulit, sampai menggunakan kertas seperti sekarang ini. Kertas pertama kali ditemukan oleh Bangsa China. Sekitar abad ke 14 sejalan ditemukannya mesin cetak, pembuatan buku juga semakin bertambah baik. Mesin cetakpun terus berkembang hingga saat ini, sehingga dapat menghasilkan buku-buku yang baik pula kualitasnya. Saat ini kita telah mengenal beberapa bentuk tulisan yang terdapat pada prasasti-prasasti peninggalan zaman dulu. Prasasti-prasasti tersebut ditulis dalam bentuk tulisan yang dipakai di daerah tersebut pada masa itu, seperti tulisan Jawa Kuno, tulisan Batak dan lain sebagainya. Masuknya ajaran agama Islam ke Indonesia, tulisan arab turut mengiringinya. Sehingga pada saat ini kita pun dapat mengenalnya.
Ada berbagai sumber yang menguak sejarah tentang buku. Buku pertama disebutkan lahir di Mesir pada tahun 2400-an SM setelah orang Mesir menciptakan kertas papirus . Kertas papirus yang berisi tulisan ini digulung dan gulungan tersebut merupakan bentuk buku yang pertama.
Ada pula yang mengatakan buku sudah ada sejak zaman Sang Budha di Kamboja karena pada saat itu Sang Budha menuliskan wahyunya di atas daun dan kemudian membacanya berulang-ulang. Berabad-abad kemudian di Cina, para cendekiawan menuliskan ilmu-ilmunya di atas lidi yang diikatkan menjadi satu. Hal tersebut mempengaruhi sistem penulisan di Cina di mana huruf-huruf Cina dituliskan secara vertikal yaitu dari atas ke bawah. Buku yang terbuat dari kertas baru ada setelah Cina berhasil menciptakan kertas pada tahun 200-an SM dari bahan dasar bambu di ditemukan oleh Tsai Lun.
Kertas membawa banyak perubahan pada dunia. Pedagang muslim membawa teknologi penciptaan kertas dari Cina ke Eropa pada awal abad 11 Masehi. Disinilah industri kertas bertambah maju. Apalagi dengan diciptakannya mesin cetak oleh Gutenberg perkambangan dan penyebaran buku mengalami revolusi. Kertas yang ringan dan dapat bertahan lama dikumpulkan menjadi satu dan terciptalah buku. Pecinta buku biasanya dijuluki sebagai seorang bibliofil atau kutu buku.Terrdapat karya hebat para penulis yang dapat dianggap sebagai buku terbaik sepanjang masa peradaban manusia Pada zaman kuno, tradisi komunikasi masih mengandalkan lisan.
Penyampaian informasi, cerita-cerita, nyanyian, do’a-do’a, maupun syair, disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut. Karenanya, hafalan merupakan ciri yang menandai tradisi ini. Semuanya dihafal. Kian hari, kian banyak saja hal-hal yang musti dihafal. Saking banyaknya, sehingga akhirnya mereka kuwalahan alias tidak mampu menghafalkannya lagi. Hingga, terpikirlah untuk menuangkannya dalam tulisan. Maka, lahirlah apa yang disebut sebagai buku kuno. Buku kuno ketika itu, belum berupa tulisan yang tercetak di atas kertas modern seperti sekarang ini, melainkan tulisan-tulisan di atas keping-keping batu (prasasti) atau juga di atas kertas yang terbuat dari daun papyrus. Papyrus adalah tumbuhan sejenis alang-alang yang banyak tumbuh di tepi Sungai Nil Mesir merupakan bangsa yang pertama mengenal tulisan yang disebut hieroglif. Tulisan hieroglif yang diperkenalkan bangsa Mesir Kuno bentuk hurufnya berupa gambar-gambar.
Mereka menuliskannya di batu-batu atau pun di kertas papyrus. Kertas papyrus bertulisan dan berbentuk gulungan ini yang disebut sebagi bentuk awal buku atau buku kuno. Selain Mesir, bangsa Romawi juga memanfaatkan papyrus untuk membuat tulisan. Panjang gulungan papyrus itu kadang-kadang mencapai puluhan meter. Hal ini sungguh merepotkan orang yang menulis maupun yang membacanya. Karena itu, gulungan papyrus ada yang dipotong-potong. Papyrus terpanjang terdapat di British Museum di London yang mencapai 40,5 meter. Kesulitan menggunakan gulungan papyrus, di kemudian hari mengantarkan perkembangan bentuk buku mengalami perubahan. Perubahan itu selaras dengan fitrah manusia yang menginginkan kemudahan.
Dengan akalnya, manusia terus berpikir untuk mengadakan peningkatan dalam peradaban kehidupannya. Maka, pada awal abad pertengahan, gulungan papyrus digantikan oleh lembaran kulit domba terlipat yang dilindungi oleh kulit kayu yang keras yang dinamakan codex. Perkembangan selanjutnya, orang-orang Timur Tengah menggunakan kulit domba yang disamak dan dibentangkan. Lembar ini disebut pergamenum yang kemudian disebut perkamen, artinya kertas kulit. Perkamen lebih kuat dan lebih mudah dipotong dan dibuat berlipat-lipat sehingga lebih mudah digunakan. Inilah bentuk awal dari buku yang berjilid. Di Cina dan Jepang, perubahan bentuk buku gulungan menjadi buku berlipat yang diapit sampul berlangsung lebih cepat dan lebih sederhana. Bentuknya seperti lipatan-lipatan kain korden.Buku-buku kuno itu semuanya ditulis tangan. Awalnya yang banyak diterbitkan adalah kitab suci, seperti Al-Qur’an yang dibuat dengan ditulis tangan. Penemuan Ts’ai Lun telah mengantarkan bangsa Cina mengalami kemajuan.
Sehingga, pada abad kedua, Cina menjadi pengekspor kertas satu-satunya di dunia. Sebagai tindak lanjut penemuan kertas, penemuan mesin cetak pertama kali merupakan tahap perkembangan selanjutnya yang signifikan dari dunia perbukuan. Penemu mesin cetak itu berkebangsaan Jerman bernama Johanes Gensleich Zur Laden Zum Gutenberg. Gutenberg telah berhasil mengatasi kesulitan pembuatan buku yang dibuat dengan ditulis tangan. Gutenberg menemukan cara pencetakan buku dengan huruf-huruf logam yang terpisah. Huruf-huruf itu bisa dibentuk menjadi kata atau kalimat. Selain itu, Gutenberg juga melengkapi ciptaannya dengan mesin cetak.
Namun, tetap saja untuk menyelesaikan satu buah buku diperlukan waktu agak lama karena mesinnya kecil dan jumlah huruf yang digunakan terbatas. Kelebihannya, mesin Gutenberg mampu menggandakan cetakan dengan cepat dan jumlah yang banyak. Gutenberg memulai pembuatan mesin cetak pada abad ke-15. Teknik cetak yang ditemukan Gutenberg bertahan hingga abad ke-20 sebelum akhirnya ditemukan teknik cetak yang lebih sempurna, yakni pencetakan offset, yang ditemukan pada pertengahan abad ke-20. Di Indonesia sendiri, pada zaman dahulu, juga dikenal dengan buku kuno.
Buku kuno itu ditulis di atas daun lontar. Daun lontar yang sudah ditulisi itu lalu dijilid hingga membentuk sebuah buku. Perkembangan perbukuan mengalami perubahan signifikan dengan diciptakannya kertas yang sampai sekarang masih digunakan sebagai bahan baku penerbitan buku. Pencipta kertas yang memicu lahirnya era baru dunia perbukuan itu bernama Ts’ai Lun. Ts’ai Lun berkebangsaan Cina. Hidup sekitar tahun 105 Masehi pada zaman Kekaisaran Ho Ti di daratan Cina.
Posting Komentar untuk "Mengenal Sejarah Tentang Buku"